Minggu, 05 Mei 2013

Air Tejun

“Pengalaman adalah hal terbaik di dunia” begitulah kata orang2 sukses dan juga orang2 gagal pastinya, karna tidak mungkin sukses terus. Pasti lebih banyak gagalnya hhe.
Aku akan menulis pengalamanku beberapa hari yang lalu, refresing bersama teman2 smp ku. Setiap ada liburan teman smpku memang sering mengajak bermain besama, tetapi biasanya sedikit yang ikut. Tapi saat itu lumayan banyaklah. Mungkin karna penasaran ingin saling betemu dan bajet sedang mendukung hhe
Hari itu di planning jam 7 kumpul di suatu tempat. Dirahasiakanlah hha. Seperti biasa namanya orang indonesa walau sudah di atur sedemikian rupa tetap saja kegiatan yang dilakukan berdasar feeling, maksudnya sesenang-senang orangnya, sapenake dewe.
Akhirnya Kami berangkat bersama pukul 9. Karna menunggu satu orang dan parahnya yang ditunggu itu tidak kunjung muncul, ternyata neneknya meninggal. Innalillahi…
Berjalan dengan sepeda motor terus. Oiyya tujuan kami adalah gua dan air terjun apa lupa namanya yang berada di daerah Gunung kidul. Gunung kidul yang dulu langka penduduk sekarang malah menjadi destinasi wisata yang prospek. Akibat Kemajuan jaman hha
Kami melewati rute yang menurutku lumayan ngalang, jalanya lewat ring road muter2 gitu dan sampailah di patuk. Jalan berkelok-kelok yang terkenal akan adanya bukit bintang. Disana pemandanganya indah tenan,, Katanyaa…
Terus melewati jalan yang berliku-liku sampailah pada masalah yang menghadang. Ya di jalan sebelum jembatan aada sebuah polisi yang sedang berdiri, ia mengarahkan semua pengendara sepeda motor untuk memelankan kendaraan dan sudah dapat di tebak, diadakan sebuah oprasi surat2 sepeda motor. Beginilah nasip, saat sim ku ilang, malah ada tilangan padahal selama 1 taun ini (selama sim ku belum ilang) sim itu hanya digunakan 1 kali. We aku nyerahin ke pa polisine ndredek tenan ampe jatuhlah semua barang2 yang ada di dompet hhaha. Akhirnya uang Rp90.000 lenyap seketika, ngamal ke pa polisi, orang yang sangat membutuhkan dan satu orang memilih sidang yang pastinya capek, karna sidang di daerah gn kidul.
Setelah melewati tempat duka cita kami melanjutkan pejalanan. Dengan wajah2 yang agak lesu kami memaksakan menikmati pemandangan yang hijau apiklah. Jadi ingat saat PDT dulu rutenya situ. Nostalgialah hhe
Jalan2 terus mengikuti plang2 yang ada, walau plang tersebut sebenarnya menipu. Sang pembuat plang disamping pahala yang terus mengalir bebanding lurus dengan dosanya yang terus mengalir itu. Di tulisanya air tejun jaraknya hanya 7km. nyatanya ber km2 juauh dari tanda itu. Tapiya di syukuri saja hhe.
Sampai disana hamper saja motorku ga di tariki ongkos masuk, karna kelewatan oleh petugas. Sayange ada motor temanku yang mogok di tempat itu. Karna lama berhenti disitu jadi ketauan dan harus bayar ongkos tiket masuk obwis deh…
Di sana apa2 bayarjal. Pengompasan secara tak sadar og. Terus2 panjang ceritane akhire menuju air tejun. Di sana ada dua opsi menuju air tejun. Naek kapal atau naik kaki. Kalo naik kapal Rp10.000. kalau teman2 cwo akrabku jelaslah naik kaki. Namun kami kaum minoritas hhe
Bejalan kaki dengan hawa yang panas membuat hati juga ikut panas, mau emosi. Untungnya sesampainya di air tejun yang ada sungainya, hatiku gembira again, sungai itu bisa buat renang. Seneng tnan. Setelah sekian lama ga renang akhire renang disana. Tapi teman2ku ga ada yang ikut2. Ga ada yang bisa renang hhhah
Panjang2 crita lalu kami kembali pulang dengan cuacaa yang hujan. Asline bisa panjang tenan njuk jadi nopel ni ceritya. Namun karna males dan capeknya penulis di sudai aja dah. Sekian hhe.

 Gue ama prend gue, ga lengkapsih cuma dari hp yang kbetulan motret hhe
ini tempat buat renangnya, kedalaman 3 ampe 7 meter. di deketnya ada air tejunya. Bagus dah...